Friday, February 19, 2016

NIKMATNYA BERDZIKIR LAAILLAHA ILALLAH



DZIKIR QUTHUB 7 TITIK LATHIFAH

1 Latifatul-Qolby: Di sini letaknya sifat-sifat syetan, iblis, kekufuran, kemusyrikan, ketahayulan dan lain-lain, letaknya dua jari dibawah puting susu sebelah kiri. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya, Insya Allah pada tingkat ini diganti dengan Iman, Islam, Ihsan, Tauhid dan Ma’rifat.

2 Latifatul-Roh : Di sini letaknya sifat bahimiyah (binatang jinak) menuruti hawa nafsu, , letaknya dua jari dibawah puting susu sebelah kanan. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah di isi dengan khusyu’ dan tawadhu’.

3 Latifatus-Sirri: Di sini letaknya sifat-sifat syabiyah (binatang buas) yaitu sifat zalim atau aniaya, pemarah dan pendendam, , letaknya dua jari diatas puting susu sebelah kiri. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat kasih sayang dan ramah tamah.

4 Latifatul-Khafi: Di sini letaknya sifat-sifat pendengki, khianat dan sifat-sifat syaitoniyah, letaknya dua jari diatas puting susu sebelah kanan. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat syukur dan sabar.

5 Latifatul-Akhfa: Di sini letaknya sifat-sifat robbaniyah yaitu riya’, takabbur, ujub, suma’ dan lain-lain, letaknya ditengah-tengah dada. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat ikhlas, khusyu’, tadarru dan tafakur.

6 Latifatun-Nafsun-Natiqo : Di sini letaknya sifat-sifat nafsu amarrah banyak khayalan dan panjang angan-angan, , letaknya tepat diantara dua kening. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat tenteram dan pikiran tenang.

7 Latifah Kullu-Jasad : Di sini letaknya sifat-sifat jahil “ghaflah” kebendaan dan kelalaian, , letaknya diseluruh tubuh mengendarai semua aliran darah kita yang letak titik pusatnya di tepat ditengah-tengah ubun-ubun kepala kita. Kita buat dzikir sebanyak-banyaknya Insya Allah diganti dengan sifat-sifat ilmu dan amal.


1. Duduk bersila menghadap Kiblat

2. Rasakan dihati kita, mulai dari tubuh, jiwa, pikiran, perasaan, hati, tulang, daging, darah kita niatkan untuk menghadap kepada Allah Swt.

3. Dzikir ini membaca La Ilaha Illallah (di Dalam Hati), dengan cara Langkahnya sebagai berikut yaitu lidah ditekuk/naik ke atas, kemudian menahan nafas fokus dicakra pusar sambil baca LAA, lalu sambil menahan nafas, anda tarik ke atas di Cakra Ajna tepatnya di kening anda.

4. Dari kening anda buang ke bahu kanan anda dengan isyarah saja atau seakan-akan sambil membaca ILAHA ILLA

5. Kemudian dari bahu kanan seakan-akan anda hujamkan ke cakra jantung di dada dengan sugesti yang kuat sambil membaca ALLAH.

6. Untuk dzikir ini hitungannya menggunakan hitungan ganjil, setiap sekali menahan nafas, bisa dzikir satu kali, atau tiga, jika kuat lanjutkan lima kali, tujuh, sembilan, sebelas, tiga bela,lim belas, tujuh belas sembilan belas, dua puluh satu kali, inilah hitungan terakhir.

7. Sebelum menutup dzikir ini, melepaskan nafas yang ditahan tadi, bacalah dalam hati Muhammadar Rasulullah, lalu membaca:

إِلَـهِيْ اَنْتَ مَقْصًودِيْ وَرِضَاكَ مَطْلًـوبِيْ اَعْـطِنِي مَحَبَّتـَكَ وَمَعْرِفَتَـكَ

” Wahai Tuhanku hanya Engkaulah yang kutuju, dan keridhoan-Mu yang ku cari, berikan kepada ku kemampuan untuk mencintai-Mu dan Makrifat kepada-Mu “.

Semoga Allah akan senantiasa menjaga hati kita dalam keadaan iman dan islam. Amiin

https://www.facebook.com/Sabilull-Huda-804037203047246/

Thursday, February 18, 2016


MEMBENTENGI AQIDAH AHLUSSUNNAH WAL-JAMA’AH
Oleh : Buya Yahya
(Pengasuh LPD Al-Bahjah Cirebon)




بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله الذي حبَّب العبادة إلى المتقين، وحبَّب قلوبهم للانشغال بطاعة رب العالمين وجنبهم من البدعة والضلالة, والصلاة والسلام على سيدنا ونبينا محمد وعلى آله وأصحابه والتابعين لهم بإحسان إلى يوم الدين

A. Muqoddimah 

Sesuatu yang paling berharga yang diberikan oleh Alloh kepada seorang hamba adalah aqidah yang benar. Maka ilmu yang membahas tentang aqidah yang benar adalah ilmu yang amat penting dibandingkan ilmu-ilmu yang lainnya. Dan diskusi-diskusi yang diadakan jika hal itu untuk membela dan menjaga aqidah yang benar maka itu adalah sebaik-baik diskusi. Saat ini kami sungguh sangat berbahagia jika pada kesempatan ini kami para alim ulama untuk bersama-sama mendiskusikan aqidah dan bagaimana upaya kita untuk menjaga aqidah umat. Kami yakini bahwa kita semua akan senantiasa dalam lindungan dan pertolongan Alloh sesuai janji Alloh :

وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ (٦٩) (العنكبوت69) 

“Dan mereka yang bersungguh-sungguh mencari kebenaran-Ku sungguh Aku akan memberi petunjuk kepada mereka”.

Menjaga aqidah umat adalah sebaik-baik hadiah yang diberikan oleh para ulama kepada mereka kapan dan dimanapun berada. Lebih-lebih di saat merebaknya fitnah-fitnah yang menggerogoti aqidah-aqidah seperti yang kita rasakan dan saksikan pada saat ini. Bahkan ada di antara kita yang sudah keropos aqidahnya namun ia tidak merasa tergerogoti. Umat islam adalah umat yang besar akan tetapi sering lengah dengan jumlah yang besar ini sehingga kadang-kadang kita kurang mencermati hal-hal yang disusupkan musuh-musuh Alloh dalam tubuh umat Islam. Maka dalam kesempatan pertemuan ini kami ingin menghadirkan sekilas tentang aqidah yang benar untuk bisa menjadi bekal bagi kita di dalam menegakkan dan menjaga aqidah umat Islam dunia dan Indonesia khususnya yang alhamdulillah dari generasi ke gernerasi mereka berada pada aqidah yang benar yaitu ahlussunnah wal-jama’ah.

B. Pertolongan Pertama Di Zaman Fitnah Aqidah

Yang kami maksud pertolongan pertama di zaman fitnah aqidah ini adalah bagaimana kita menghadirkan hal terpenting dan mendesak yang dibutuhkan oleh ummat dalam upaya membentengi aqidah yang benar.

Ada dua hal yang secara subtansi dan maknawi tidak terlalu penting akan teapi hal tersebut perlu diperhatikan lebih karena dari situlah kesesatan akan masuk. Dua hal tersebut yang pertama mengenal sebuah identitas dan yang kedua adalah mempertahankan manhaj talaqqi. 

C. Mengenal Sebuah Identitas

Didalam kita berbicara untuk menjelaskan aqidah yang benar sangat sulit kalau seandainya hanya dalam ceramah yang singkat atau dalam pertemuan yang sesaat. Akan tetapi dengan menyadari dan memahami sebuah identitas diri kebenaran aqidahnya bisa dengan sangat mudah dijaga dan dikontrol agar seseorang tidak terbawa masuk dalam kelompok aqidah yang salah atau sesat. Dan hal ini bisa kita saksikan dalam amaliyah-amaliyah di dalam keseharian mereka mulai dari tawasulan, tahlilan, membaca kitab maulid secara bersamaan (Asroqolan Atau Marhabanan) yang sungguh itu semua adalah amaliyah yang benar dan telah menjadi ciri khas aqidah yang benar biarpun sebenarnya pembahasan aqidah yang lebih penting, bukan di dalam amaliah-amaliyah tersebut.

Kalau kita cermati para ulama terdahulu dalam urusan aqidah dan amaliyah, mereka lebih mementingkan isi daripada kulit. Hingga terkadang seorang muslim awam ahlussunnah wal-jama’ahdengan kualitas aqidahnya yang sudah benar, akan tetapi dia tidak mampu untuk menjelaskan ahlussunnah wal-jama’ah dengan panjang dan lebar dengan pemaparan ilmiah. Padahal sebetulnya penjabaran makna aqidah ahlussunnah wal-jama’ahsecara panjang lebar sudah dihadirkan dan disosialikan oleh ulama-ulama terdahulu dengan metode yang sangat sederhana dan kemasyarakatan sehingga sebuah aqidah sudah menyatu dengan kehidupan mereka.

Cara penjabaran dan pemaparan luas dan halus amatlah tepat pada masa di saat fitnah aqidah belum banyak tersebar. Akan tetapi di saat fitnah aqidah merebak dimana-mana dan pergeseran nilai aqidah mudah terjadi, kita harus bisa mencermati sebab–sebab umat ini termakan fitnah. Kita bisa saksikan di saat munculnya ahli fitnah yang tidak henti-hentinya merendahkan dan mencaci aqidah ahlusunnah wal-jama’ah. Orang-orang awam pun diam karena tidak tahu kalau mereka sendiri yang dicaci karena mereka tidak mengenal identitas mereka sendiri.

Maka dari itu kami perlu mengenalkan sebuah identitas yang secara hakikatnya memang kurang penting sebab hal itu hanya berurusan dengan kulit dan bukan substansi aqidah. Akan tetapi sebagai langkah pertama dalam membentengi aqidah dalam kondisi mendesak dan darurat kami anggap mengenal identitas diri saat ini amat diperlukan yaitu di saat merebaknya fitnah dan banyaknya pemalsu- pemalsu aqidah.

Sebab lain yang menjadikan mengenal identitas diri ini penting adalah karena banyaknya orang yang memusuhi aqidah para ulama ahlusunnah. Yang mereka pun yang menggemborkan syi’ar dan slogan ahlussunnah wal-jama’ah dan menamakan diri mereka ahlussunnah wal- jama’ah. Jadi pengenalan identitas ini di saat ini sangat penting untuk membedakan ahlussunnah wal-jama’ahyang sesungguhnya dengan ahlussunnah wal-jama’ah yang palsu. Dan setelah itu kita akan mencoba satu demi satu untuk menjelaskan perbedaan antara ahlussunnah wal-jama’ahyang palsu dan yang ahlussunnah yang sesungguhnya dengan kajian ilmiah di dalam pembahasan berikutnya.

Identitas yang kami maksud adalah:
1. Islam
2. Ahlussunnah wal-jama’ah
3. Asy’ariyah atau Maturidiyah.
4. Shufiyyah
5. Pengikut salah satu 4 madzhab
Seseorang yang beraqidah yang benar adalah seorang Muslim, Sunni, Asy’ari, Shufi dan Bermadzhab.

Artinya di zaman fitnah ini tidak cukup seseorang itu dikatakan aqidahnya benar jika dia hanya menyebut dirinya sebagai seorang muslim saja. Sebab Islam sekarang bermacam-macam dan alangkah banyaknya Islam yang dipalsukan oleh musuh-musuh Alloh.

Oleh sebab dalam irama pembuktian kebenaran aqidah, seorang muslim harus dilanjutkan dengan ikrar bahwa dirinya adalah muslim ahlussunnah wal-jama’ah.

Dengan jawaban sebagai muslim ahlussunnah wal-jama’ahsaja ternyata belum cukup karena adanya pemalsu-pemalsu ahlussunnah wal-jama’ahyang mereka adalah musuh-musuh ahlusunnah wal jama’ah. Maka dari itu harus dilanjutkan ikrar bahwa dirinya adalah pengikut ahlussunnah wal-jama’ah Asy’ariyah.

Orang yang mengatakan dirinya sebagai Asy’ariy atau pengikut Imam Abul Hasan Al-Asy’ari ternyata belum cukup, sebab ada sekelompok orang yang sepertinya mengagungkan Imam Abul Hasan Al-Asy’ari ternyata mereka adalah musuh-musuh Abul Hasan Al-Asy’ari. Dan pengikut Imam Abul Hasan yang benar adalah mereka yang berani mengatakan dirinya adakah pengikut para Ahli Tasawuf (shufiyyah) di dalam ilmu mendekatkan diri kepada Alloh. Maka seorang Asy’ari yang benar haruslah dia berkeinginan untuk menjadi seorang shufi dan mencintai ahli Tasawuf .

Termasuk fitnah besar akhir-akhir ini dimunculkan adalah tuduhan sesat kepada ahli tasawuf. Dan memang kita akui ada segelintir orang yang menodai citra tasawuf. Dan itu tergolong orang yang sesat mengaku bertasawuf. Adapun tasawuf adalah ilmu untuk membersihkan hati dalam irama mencari ridho Allah SWT. 

Maka sangat sesat orang-orang yang memusuhi tasawuf biarpun dia mengaku ahlusunnah dan biarpun juga mengakui Abul Hasan Al-Asy’ari. 

Yang terakhir adalah identitas ahlussunnah wal-jama’ahdi dalam masalah fiqih mereka adalah orang-orang yang mengikuti kepada Imam Madzhab yang empat Imam Syafi’i, Imam Malik, Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad Bin Hanbal. Dalam bahasa fiqih kita sering menyebut dengan istilah bertaqlid kepada salah satu dari imam 4 madzhab.

Identitas terakhir ini juga sangat perlu dihadirkan sebab pada zaman akhir ini telah muncul orang yang mengaku ahlussunnah wal-jama’ahakan tetapi dengan kesombongannya mereka merendahkan dan membenci taqlid bahkan hingga sampai mencaci-maki dan merendahkan para ulama-ulama yang bertaqlid. Maka bertaqlid adalah termasuk ciri aqidah ahlussunnah wal-jama’ahyang benar. 

Maka orang sesat adalah orang yang mengaku Islam tetapi bukan ahlissunah, membenci Asy’ariyah, membenci tasawuf dan tidak mau bermadzhab. Ini adalah cara pintas untuk mengenali orang-orang yang beraqidah benar di tengah-tengah kesesatan ummat.

D. Manhaj Talaqqi

Talaqqi adalah pengambilan ilmu dengan memperhatikan kedisiplinan, kesinambungan, keilmuan antara guru dengan murid. Hal yang semacam ini sangat berarti dalam irama menjaga dan mengkaji ahlussunnah wal-jama’ahyang benar. Di sini bukan berarti seseorang tidak boleh memperluas ilmu dengan cara membaca, akan tetapi di sini lebih ditekankan kepada seseorang agar mempunyai dasar-dasar aqidah yang benar yang diambil dari guru yang jelas terlebih dahulu sebelum dia mengembara dengan akal pikirannya ke berbagai disiplin ilmu atau untuk menelaah pemikiran-pemikiran aqidah yang berbeda.

Pada dasarnya cara ini sudah mengakar dan membudaya di lingkungan pesantren-pesantren salaf yang diasuh oleh para ulama dengan metode sorogan atau memindah ilmu dengan membaca kitab secara kalimat per kalimat dari awal hingga akhir. Seperti yang sangat kita sering dengar dengan pengenalan kitab-kitab aqidah, seperti : Aqidatul awam, Jauharotut tauhid dan yang lainnya yang secara ilmiah terbukti itu adalah penjabaran dari aqidah ahlusunnah wal jama’ah. Maka menjaga mata rantai dan kesinambungan keilmuan seperti ini adalah sangat penting. Dan dalam pengamatan kenyataan di zaman ini kita tidak menemukan kesesatan kecuali di saat seseorang tersebut meninggalkan buku-buku aqidah para pendahulunya dan cara yang dianut oleh pendahulunya dalam mengambil lmu.

Ada 3 hal yang amat penting untuk kita cermati dalam masalah manhaj talaqqi terhadap kerusakan aqidah ahlussunnah wal-jama’ah :

1. Dari awal pendidikan agamanya memang tidak dikenalkan dengan aqidah yang benar melalui kitab-kitab yang benar dengan manhaj talaqqi. Dalam hal ini bisa dibuktikan bahwa jika ada pesantren atau ada lembaga pendidikan yang tidak berpegang kepada manhaj talaqqi sudah tidak ada lagi, maka yang terjadi adalah mudah tercemar oleh aqidah yang sesat.

2. Manhaj talaqqi masih diberlakukan, akan tetapi itu hanya sekedar pembacaan rutin tanpa ditindaklanjuti kajian yang lebih dalam. Hal ini akan menjadikan seseorang akan mudah tercemar oleh aqidah-aqidah yang sesat karena disatu sisi mereka kurang mendalami aqidah yang mereka tekuni. Disisi lain virus kesesatan bertebaran melalui media-media yang saat ini menjadi lebih dekat kepada masyarakat, seperti : televisi, radio dan buletin-buletin yang semua itu lebih mudah dibaca dengan bahasa lokal yang mudah difahami seiring berkembangnya dunia tekhnologi. Sementara penyeru kesesatan pun sangat gigih dalam menyebarkan kesesatan.

3. Semangat ingin tahu kepada agama yang tinggi yang tidak dibarengi dengan bimbingan seorang guru dan hanya hanya mengandalkan kemampuannya dalam membaca buku-buku yang ditemukannya di toko-toko buku atau yang dibaca melalui internet. Hal yang semacam inilah yang kami cermati telah benar-benar menjadikan aqidah kita semakin hari semakit keropos.
Kita bisa saksikan dengan para perusak aqidah telah dengan gigihnya membuat radio-radio, mencetak buku - buku murah dan gratis serta selebaran yang dibagi secara cuma-cuma.

Sebagai contoh, di kebanyakan kota kabupaten penyebar aqidah sesat itu berusaha untuk mempunyai radio karena mereka yakin dengan adanya radio mereka bisa mempengaruhi masyarakat luas yang sebenarnya di hati mereka ada kerinduan untuk mendalami ilmu agama. Dengan membuat stasiun radio ternyata tanpa kita sadari pengaruh mereka terhadap kesesatan sangatlah besar.

Justru kita sebagai pembawa aqidah yang benar kita kurang berfikir maju untuk menguasai media informasi demi membendung arus penyesatan aqidah. Hubungannya dengan manhaj talaqqi yang kami sebut adalah : Kita jangan memulai belajar aqidah kecuali dengan manhaj talaqqi. Dan kita harus berusaha agar media-media yang ada dan juga toko-toko buku bisa dipenuhi oleh orang-orang yang mempunyai aqidah yang benar dan menekuni manhaj talaqqi. Dan jangan membaca buku aqidah kecuali atas petunjuk guru yang mempunyai manhaj talaqqi.

E. Hakekat Ahlussunnah wal-jama’ah

Ahlussunnah wal-jama’ahadalah manhaj beraqidah yang benar dengan dua ciri. Pertama ; mereka sangat mencintai keluarga Nabi Muhammad SAW. 
Kedua ; mereka juga sangat mencintai sahabat Nabi Muhammad SAW.

Maka tidak cukup orang mengaku beragama Islam akan tetapi dengan mudah mereka mencaci para sahabat Nabi Muhammad SAW. Dan yang keluar dari ahlussunnah waljamaah model ini diwakili oleh kelompok Syi’ah (Syi’ah Imamiyah Itsnata ’asyariyah) dengan ciri khas paling menonjol dari mereka adalah mengagungkan ahlu bait Nabi Muhammad SAW akan tetapi merendahkan para sahabat Nabi Muhammad SAW.

Begitu juga tidak cukup orang mengaku Islam, akan tetapi dia merendahkan ahlu bait Nabi Muhammad SAW. Dan yang keluar dari ahlusunnah waljama’ah model ini diwakili oleh mereka yang mempunyai ciri khas yaitu yang tidak peduli dengan urusan ahlul bait Nabi Muhammad SAW, mencoba merendahkan Sayyidina Ali bin Abi Tholib biarpun di sisi lain mereka mengakui para sahabat Nabi Muhammad SAW .

Ringkasnya, ahlussunnah wal-jama’ah adalah mereka yang memuliakan ahlu bait dan sekaligus mengagungkan para sahabat Nabi Muhammad SAW. 
Ada di antara orang-orang yang mengaku mengagungkan dan memuliakan para sahabat Nabi Muhammad SAW dan ahlu bait Nabi Muhammad SAW, akan tetapi mereka punya penafsiran-penafsiran tentang aqidah yang jauh dari kitab Alloh dan sunnah Rasululloh SAW yaitu dari kaum Jabariah dan Qodariyah.
Di saat seperti itu muncullah seorang yang dinobatkan sebagai Imam besar yang telah berusaha untuk membersihkan aqidah ahlussunnah wal-jama’ahyang benar dari unsur luar dan menjerumuskan. Dan muncullah cetusan-cetusan ilmu aqidah yang benar yang dari masa ke masa dan menjadi pegangan umat Islam sedunia, yaitu : Aqidah Ahlussunnah wal-jama’ah Asy’ariyah.

Asy’ariyah adalah sebuah pergerakan pemikiran pemurnian aqidah yang dinisbatkan kepada Imam Abul Hasan Al-Asy’ariy. Beliau lahir di Bashrah tahun 260 Hijriyah bertepatan dengan tahun 935 Masehi. Beliau wafat di Bashrah pada tahun 324 H / 975 – 6 M.

Imam Al-Asy’ari pernah belajar kepada ayah tiri beliau yang bernama Al-Jubba’i, seorang tokoh dan guru dari kalangan Mu’tazilah. Sehingga Al-Asy’ari mula-mula menjadi penganut Mu’tazilah, sampai tahun 300 H. Namun setelah beliau mendalami paham Mu’tazilah hingga berusia 40 tahun, terjadilah debat panjang antara beliu dengan gurunya, Al-Jubba’i dalam berbagai masalah. Debat itu membuatnya tidak puas dengan konsep Mu’tazilah dan beliau pun keluar dari paham itu dan kembali kepada pemahanan Ahlusunnah wal jama’ah.

Imam Al-Asy’ari telah berhasil mengembalikan pemahaman sesat kepada aqidah yang benar dengan kembali kepada apa yang pernah dibangun oleh para salaf (ulama sebelumnya) dengan senantiasa memadukan antara dalil nash (naql) dan logika (‘aql). Dengan itu belaiu berhasil melumpuhkan para pendukung Mu’tazilah yang selama ini menebar fitnah di tengah-tengah ummat Ahlus Sunnah. Bisa dikatakan sejak berkembangya aliran Asy’ariyah inilah Mu’tazilah berhasil diruntuhkan.

Kaum Asya’iroh  dari masa ke masa selalu mempunyai peran dalam membela aqidah yang benar, Aqidah Ahlusunnah wal jama’ah.

Terbukti dalam sejarah perkembangan Islam ulama Asya’iroh-lah yang memenuhi penjuru dunia. Merekalah ahlussunnah yang sesungguhnya.
Adalagi pakar aqidah yang semasa dengan Imam Abul Hasan Al-Asy’ari, yaitu Imam Abu Manshur Al-Maturidi. Secara umum tidak ada perbedaan di antara keduanya. Hanya karena yang tersebar di Indonesia adalah dari Imam Abul Hasan Al-Asy’ari, maka kami sebut lebih sering Asy’ariyah.

Wallohu a’lam bishshowab
https://www.facebook.com/Sabilull-Huda-804037203047246/


 ILMU YG DI AJARKAN DI PONDOK PESANTREN LEBIH BAROKAH.? ? INI ALASANYA


     Suatu ketika ada seorang anak kecil kira² berumur 9 tahun pergi nyantri ke Hadratussyekh KH. Kholil Bangkalan Madura.

Melihat keadaan bocah kecil ini Kyai Kholil tidak langsung mengajar ngaji karena khawatir tidak kerasan. Sambil menunggu si bocah merasa betah, Kyai Kholil memberi tugas pada si santri kecil ini untuk membersihkan daun mangga yang jatuh dari pohonnya di depan ndalem Kyai Kholil.

Si bocah ini menjalankan perintah gurunya dengan senang hati.
Pada suatu malam turunlah hujan begitu lebat, Kyai Kholil keluar dan duduk di teras rumah. Dilihatnya ada seorang anak yang tetap berhujan-hujanan di bawah pohon mangga menjaga daun mangga yang jatuh ke tanah untuk langsung dibersihkan.
Seketika itu Kyai Kholil memanggil anak tersebut, betapa kagetnya Kyai Kholil ternyata dia adalah anak kecil yang diberi tugas membersihkan daun mangga bila ada yang jatuh dari pohonnya itu.


Melihat kejadian tersebut Kyai Kholil berkata kepada si kecil yang bernama Abbas itu,
"Wahai Abbas sekalipun engkau masih kecil belia tapi engkau memiliki ketaatan sungguh² kepada guru. Oleh karena itu cukup untuk kamu ngaji di sini sekarang."
Kyai Kholil bertakbir keras, "Allâhu Akbar... Allâhumma sholli 'alâ Sayyidinâ Muhammad. Pulang...!! Mengajar...!! Ilmunya ditanggung Kholil...!!"
Seketika itu pula Kyai Kholil meminta Abbas kecil menengadah ke langit dengan membuka mulut dan Kyai Kholil meludahi mulut Abbas kecil, maka pulanglah Abbas kecil dengan derai air mata karena tak kuasa meninggalkan guru yang dicintai dengan amanah yang dibanggakannya.

Subhânallah... Jadilah Abbas seorang kyai besar berpengaruh di Banyuwangi dengan santri yang luar biasa hingga sekarang.
'Mencari ridlo Guru' itulah rahasia besar kesuksesan ulama terdahulu, yang makin terlupakan sekarang.
Di samping keikhlasan sang guru itu sendiri tentunya yang juga makin jarang kita temukan sekarang.

Contoh kecil, guru pondok tanpa gaji tetap mengajar mencari ridlo Allah dan ridlo kyai.
Bandingkan dengan dosen tasawwuf mengajar bab zuhud, tapi kalo gak digaji gak bakal berangkat.
Ikhlas yang mana?
Kyai setiap sholat malam mendoakan santri, santrinya setiap ngaji kirim fatihah ke kyai.
Kira² guru sekolah pernah nggak nirakati murid²nya? Apalagi muridnya, juga gak pernah memfatehahi guru.
Lebih barokah mana ilmunya?.

Sanad keilmuan terjamin silsilahnya.
Guru pondok punya kyai, kyainya punya kyai, kyainya kyai punya guru sampai bersambung kepada Kanjeng Nabi.
Lha kalo dosen tafsir di kampus ada yang nasrani, banyak profesor hafidz Quran di Harvard university yang agamanya yahudi.

Jadi kuliah tafsir sanadnya bisa sampai ke dosen yahudi.
Lebih terjaga mana?

Kyai di pondok tidak hanya mengajar kitab, tapi beliau adalah gambaran dari isi kitab itu.

Santri bisa niru akhlaknya kyai, zuhudnya kyai, wira'inya kyai, sabarnya kyai dan akhlak mulia lainnya.

Kebanyakan sekolah dan kuliah itu, gurunya cuma bisa ngajar.
Bahan materinya bisa copy paste dari google atau buku.
Lah, tidak ada jaminan yang menulis di internet dan di buku itu orang sholih dan mengamalkan ilmunya.

Belajar di pondok tidak banyak kecampuran maksiat.
Santri putra kelasnya dipisah dengan santri putri. Kalaupun jadi satu pasti dipisah tabir.
Lah di kampus belajar mata kuliah tasawwuf pas bab khouf. Eh, campur aduk laki² perempuan.

Mengetik makalah bab khouf dan roja' sambil chatingan sama pacar.
Ilmu itu nur (cahaya) sedangkan maksiat itu dhulm (gelap).
Mungkinkah cahaya dicampur dengan kegelapan?

Allâhumma nfa'nâ bimâ 'allamtanâ wa 'allimna lladzî yanfa'unâ

https://www.facebook.com/Sabilull-Huda-804037203047246/

WASPADA ADA MASJID UNTUK LGBT.! !!



Sebuah masjid khususmuslim Lesbian, Gay, Biseksual, danTransgender (LGBT) telah berdiri untuk pertama kalinya di Prancis pada akhir 2012. Meski mendapat pertentangan keras, namunpenggagasnya yakni Mohammed Ludovic Lutfi Zahed merasa pembangunan masjid ini justru kebutuhan mendesak. Dia mengatakan mendapatkan ilham tersebut saat naik haji ke Masjidil Haram. Menurutnya di masjid biasa banyak intimidasi pada pria gay dan wanita lesbian. "Di dalam masjid biasa, wanita harus duduk di belakang dan mengenakan mukena dan pria gay takut akan serangan verbal maupun fisik," ujar Zahed seperti dilansir Daily Hurriyet, Kamis (22/11/2012).

Bermodal keyakinan hanya Tuhan sebagai penghakiman terakhir, Zahed asal Aljazair itu mengatakan banyak kaum muslim yang sebenarnya LGBT namun mereka menahan diri. Ini lantaran dalam Islam homoseksual sangat dilarang. Menjadi LGBT sekaligus muslim yang taat sangatlah bertentangan dengan Kitab Alquran. Zahed mengaku dirinya menjadi gay saat pertama tidur bersama sahabat prianya, disitu dia menyadari dirinya gay.


Menurut Zahed, pelaku LGBT juga manusia yang memiliki hak berupa rasa aman menjalani kehidupan layaknya orang dengan orientasi seksual lain jenis. Karenanya masjid khusus muslim pecinta sesama jenis ini dijamin membuat rasa aman itu ada. Tak hanya salat berjamaah, masjid ini juga akan menggelar akad nikah bagi homoseksual. Hmmm, speechless, kamu setuju dengan ide ini?

https://www.facebook.com/Sabilull-Huda-804037203047246/

Wednesday, February 17, 2016

Totorial Sorban ighal (Ikat Kepala)




Bissmilahirrahmanirrahim.
Assalamualaikum. Wr. Wb.
Memakai sorban adalah sunah nabi yg bilamana memakainya tentu akan mendapatkan pahala dan keberkahan dari Allah SWT.

Maka dari itu kami menyediakan Sorban ighal (ikat kepala) lengkap dengan tutorial pemakainya sesuai tuntunan ulama yg telah kami sediakan, ada juga dalam bentuk vedio yg bisa dilihat.
Ada beberapa ukuran dan harga, diantaranya :


1. Ukuran L 100 x P 115 cm = 65 rb
2. Ukuran L 115 x P 115 cm = 70rb
3. Ukuran L 150 x P 150 cm = 85 rb
4. Ukuran P 300 cm (3 Meter) = 150 rb
5. Ukuran P 400 cm (4 Meter) = 200 rb
6. Ukuran panjang 600 Cm (6 Meter) = 250 rb. 



Warna Sorban yg kami sediakan adalah putih namun tersedia juga warna hijau dan hitam.
Harga diatas blom termasuk ongkir dan bila beli 3 ada harga khusus yg lbh murah.
lokasi produk : Ciparay, Kab. Bandung - Jawa Barat

untuk pemesanan silahkan Hub. 08975953501 - 082282222152

Wassalam

https://www.facebook.com/Sabilull-Huda-804037203047246/

Friday, February 12, 2016

KISAH KESAKTIAN KH.AHMAD THOHA MUSTAWI (APA OHA) DENGAN GURUNYA AL-HABIB SALIM BIN ABDILAH AL MADANI RODHIALLOHU TA'AALA 'ANHUM



ﺑﺴﻢ ﺍﻟﻠﻪ ﺍﻟﺮﺍﻟﺮﺣﻤﻦ ﺍﻟﺮﺣﻴﻢ

ﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻴﻜﻢ ﻭﺭﺣﻤﺔ ﺍﻟﻠﻪ ﻭﺑﺮﻛﺎﺗﻪ

ﺍﻟﺤﻤﺪ ﻟﻠﻪ ﺭﺏ ﺍﻟﻌﺎﻟﻤﻴﻦ

ﻭﺍﻟﺼﻼﺓ ﻭﺍﻟﺴﻼﻡ ﻋﻠﻰ ﻧﺒﻴﻨﺎ ﺍﻟﻤﺼﻄﻔﻰ ، ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻭﻣﻮﻻﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﺍﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﺍﻟﻰ ﻳﻮﻡ ﺍﻟﻮﻓﺎ ﺍﻣﺎ ﺑﻌﺪ

Ikhwan akhwat yang ﺍ ﻥ ﺷﺂ ﺀ ﺍﻟﻠﻪ di rahmati alloh.

Harus kita yakini bahwa jungjunan alam nabi muhammad saw melihat kepada kita

Harus kita yakini bahwa jungjunan alam nabi muhammad saw hadir di sa’at di bacakan solawat/maulid

Harus kita yakini bahwa jungjunan alam nabi muhammad saw tahu apa apa yang kita lakukan bahkan yang kita niat kan baik atau pun buruk

Mungkin Kita pernah mendengar tentang karomah-karomah para wali yang mengetahui isi hati seseorang meskipun dari kejauhan yang membuat kita aneh takjub dan segan dengan kehebatan para wali alloh ,padahal karomah para wali alloh hanya sekedar tetesan dari ilmunya nabi muhammad saw, apa lagi ilmu nya nabi muhammad saw sedangkan yang di warisi setetes ilmunya sudah se hebat itu

ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﺑﺎﺭﻙ ﻋﻠﻲ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻲ ﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﺍﺟﻤﻌﻴﻦ

Di ceritakan oleh guru kita Abuya Kh.Muhammad Muhyyiddin Abdul Qodir Al-Manafi M.A cerita ini di ceritakan oleh ayahnya Abuya yang bernama Syekh Kh.Ahmad Thoha Mustawi Rodiallohu 'anhu (apa oha) dahulu apa oha mempunyai guru dari madinah yang bernama Al-Habib Salim Bin Abdilah Al-Madani Rodiallohu Ta’aala 'anhu , beliau al-habib salim pernah datang dari madinah ke indonesia ke kota bandung ci babat. Beliau al-habib asli orang madinah tapi anehnya beliau memakai bahasa indonesia dengan benar dan seperti umumnya orng indonesia asli tanpa belajar dulu bahasa indonesia.

Singkat cerita sesudah al-habib salim mendatangi ci babat menyuruh apa oha untuk mengumpulkan santri-santri dari pesantren ci babat, apa oha pun dengan segera mengumpulkan para santrinya atas perintah sang guru dan sesudah santri berkumpul beliau al-habib memanggil satu persatu santri dengan menyebut namanya orang tuanya dan kampungnya.

“si anu bin anu dari kampung anu kesini kemari ,kamu pernah bermimpi di malam anu tanggal sekian bulan anu tahun sekian mimpi gini gini gini gini itu bertanda kamu bakal mengalami ini ini ini dan kamu nanti harus gini gini gin- ”

Dan ada juga santri yang lupa pada mimpi yang habib sebutkan “bib saya lupa lagi da sudah lama” Terus Al-habib memberi tahu santri itu “kalau kamu pingin ingat lagi mimpi yang dulu ini baca nanti malem alloh kasih liat lagi seperti mimpi yang dulu lagi” Lalu santri itu mebacakan dan menyimpan nya di bawah bantal tidur atas perintah al-habib setelah itu malem tiba- tiba santri terbangun dan ke esokan paginya santri itu melaporkan kejadian semalam “ ya habib iya saya mimpi dulu saya ingat lagi”

Begitulah wali alloh bisa mengetahui tentang si A si B sampai mimpi seseorang pun wali alloh tau dan kalo di fikir dimana alam mimpi itu,,, bukan hanya tau alam hati sekarang ini, alam hati yang dulu dulu pun wali alloh tau.ada semua gambarannya .

Beliau al-habib salim bin abdilah al-madani berada d indonesia tidak lama, beliau al-habib kalo di siang hari tidak melihat/buta kalo di malam hari beliau melihat, begitulah khoarikul adat para wali alloh yang tidak bisa di kejar oleh otak pemikiran kita yang awam dalam ilmu kasyaf.

suatu malam al-habib pernah mengajak apa oha ke suatu tempat yang apa oha tidak pernah tau tempat itu di mana dan jalannya pun melewati hutan-hutan rawa kebun salak dan gelap gulita tanpa membawa penerang/ senter lampu. Apa oha bercerita “apa di candak apruk aprukan can pernah ka kampung eta ka jalan kampung eta te nyah- nyaho acan bari mang taun-taun masantren naaaa ari ku anjeuna di candak” (apa di ajak berjalan yg perjalanan nya rimba gelap blm pernah sebelum nya ke kampung itu tidak tau sama sekali sedangkan mesantren sudah bertahun-tahun, tapi kenapa habib bisa tau dan mengajak)

Beliau al-habib memanggil apa oha “toha anterin habib yuk kita ke sana ke kampung itu” beliau alhabib sambil menyebutkan kampungnya,dan apa oha sambil di tuntun tanganya oleh alhabib untuk menuju kampung itu melewati hutan yang gelap gulita dan kebun salak

yang rimba tanpa lampu cahaya/senter,,, apa oha bertanya pada al-habib “mau ke mana bib” Alhabib menjawab “yu yu kita kesana ada orang yang di ganggu syetan” dengan bermaksud al-habib akan mengusir syetan itu,,,

Tidak ada satu pun yang tau kampung itu entah di mana. Ceritanya al-habib tidak bisa melihat/buta tapi anehnya kenapa apa oha yang di tuntun oleh al-habib di malam yang gelap gulita. bertepatan jam 12 malam tidak lama kemudian sampaiilah di kampung itu dan hanya ada satu saung/rumah di dekat rumah itu ada satu pohon besar al- habib salim pun tiba-tiba berhenti berdiri tegak melihat ke atas pohon besar itu penuh dengan ke gagahan di depan rumah itu sabil berkata “ berani mengganggu awas hati-hati hayoh sanah sanah syetan,,,,,,, syetan,,,, “ apa oha pun kaget “naon eta aya naon (apa itu,,,, ada apa)” karena apa oha tidak melihat apa-apa ,, sesudah itu apa oha menanyakanya kepada al-habib tentang apa yang terjadi “habib ada apa bib” alhabib pun menjawabnya “ada syetan di ,dalam rumah ini ada orang yang di ganggu syetan sudah sekian puluh tahun kasian habib sama dia barusan syetannya di usir sama habib sudah dia sudah lari yu kita ketuk pintunya” di ketuk lah pintu rumah itu "assalaamu alaikuum” dan keluar lah dua orang tua kakek-kakek dan nenek-nenek yang miskin dengan kaget kedua orang tua itu bertanya kepada apa oha “ie teh aya naon ujang (ini ada apa nak)” apa oha menjawab “ie,,,, cenah ema habib bade namu saurna cenah ema di die teh gaduh anu te damang???(ini mak habib mau bertamu katanya emak mempunyai orng yang sakit???)”,,, nenek menjawab “nya ujang pun anak (iya betul anak saya)”

Sudah puluhan tahun anaknya sakit dan sakitnya gila,,, gila puluhan tahun..

Masuk lah al-habib bersama apa oha ke dalam rumah itu dan habib menyuruh memanggil anaknya yang sedang sakit itu ,,kata al-habib “panggil ke sini” begitu al-habib memanggil dengan seketika anakny itu sembuh dengan mendadak atas keberkahannya al-habib, dan langsung mendatangi al-habib bersalaman kepada al-habib al-habib pun mengajak ngobrol anaknya itu terus al-habib menasihatinya kemudian membekali ilmu-ilmu untuknya termasuk ilmu-ilmu usaha( kasab) oleh al-habib sehingga anaknya itu ma’mur hidupnya.......

ﺳﺒﺤﺎﻥ ﺍﻟﻠﻪ

ﺍﻟﻠﻬﻢ ﺻﻞ ﻭﺳﻠﻢ ﻭﺑﺎﺭﻙ ﻋﻠﻲ ﺳﻴﺪﻧﺎ ﻣﺤﻤﺪ ﻭﻋﻠﻲ ﺁﻟﻪ ﻭﺻﺤﺒﻪ ﺍﺟﻤﻌﻴﻦ

ﻭﺍﻟﻠﻪ ﺃﻋﻠﻢ ﺑﺎﻟﺼﻮﺍﺏ
https://www.facebook.com/Sabilull-Huda-804037203047246/

ILMU KESAKTIAN GUS MAKSUM (SANG KYAI PENDEKAR BANGSA)


Pondok Pesantren dulunya tidak hanya mengajarkan ilmu agama dalam pengertian formal-akademis seperti sekarang ini, semisal ilmu tafsir, fikih, tasawuf, nahwu-shorof, sejarah Islam dan seterusnya. Pondok pesantren juga berfungsi sebagai padepokan, tempat para santri belajar ilmu kanuragan dan kebatinan agar kelak menjadi pendakwah yang tangguh, tegar dan tahan uji. Para kiainya tidak hanya alim tetapi juga sakti. Para kiai dulu adalah pendekar pilih tanding.

Akan tetapi belakangan ada tanda-tanda surutnya ilmu bela diri di pesantren. Berkembangnya sistem klasikal dengan materi yang padat, ditambah eforia pembentukan standar pendidikan nasional membuat definisi pesantren kian menyempit, melulu sebagai lembaga pendidikan formal.

Para ulama-pendekar merasa gelisah. H Suharbillah, seorang pendekar dari Surabaya yang gemar berorganisasi menemui KH Mustofa Bisri dari Rembang dan menceritakan kekhawatiran para pendekar. Mereka lalu bertemu dengan KH Agus Maksum Jauhari Lirboyo alias Gus Maksum yang memang sudah masyhur di bidang beladiri. Nama Gus Maksum memang selalu identik dengan “dunia persilatan”.

Pada tanggal 12 Muharrom 1406 M bertepatan tanggal 27 September 1985 berkumpulah mereka di pondok pesantren Tebuireng Jombang, Jawa Timur, untuk membentuk suatu wadah di bawah naungan Nahdlatul Ulama (NU) yang khusus mengurus pencak silat. Musyawarah tersebut dihadiri tokoh-tokoh pencak silat dari daerah Jombang, Ponorogo, Pasuruan, Nganjuk, Kediri, serta Cirebon, bahkan dari pulau Kalimantan pun datang.
Musyawarah berikutnya diadakan pada tanggal 3 Januari 1986, di Pondok Pesantren Lirboyo Kediri, Jawa Timur, tempat berdiam Sang Pendekar, Gus Maksum. Dalam musyawarah tersebut disepakati pembentukan organisasi pencak silat NU bernama Ikatan Pencak Silat Nahdlatul Ulama “Pagar Nusa” yang merupakan kepanjangan dari “Pagarnya NU dan Bangsa.” Kontan para musyawirin pun menunjuk Gus Maksum sebagai ketua umumnya. Pengukuhan Gus Maksum sebagai ketua umum Pagar Nusa itu dilakukan oleh Ketua Umum PBNU KH Abdurrahman Wahid dan Rais Aam KH Ahmad Sidiq.

Gus Maksum lahir di Kanigoro, Kras, Kediri, pada tanggal 8 Agustus 1944, salah seorang cucu pendiri Pondok Pesantren Lirboyo KH Manaf Abdul Karim. Semasa kecil ia belajar kepada orang tuanya KH Abdullah Jauhari di Kanigoro. Ia menempuh pendidikan di SD Kanigoro (1957) lalu melanjutkan ke Madrasah Tsanawiyah Lirboyo, namun tidak sampai tamat. Selebihnya, ia lebih senang mengembara ke berbagai daerah untuk berguru ilmu silat, tenaga dalam, pengobatan dan kejadukan (Dalam “Antologi NU” terbitan LTN-Khalista Surabaya).

Sebagai seorang kiai, Gus Maksum berprilaku nyeleneh menurut adat kebiasaan orang pesantren. Penampilannya nyentrik. Dia berambut gondrong, jengot dan kumis lebat, kain sarungnya hampir mendekati lutut, selalu memakai bakiak. Lalu, seperti kebiasaan orang-orang “jadug” di pesantren, Gus Maksum tidak pernah makan nasi alias ngerowot. Uniknya lagi, dia suka memelihara binatang yang tidak umum. Hingga masa tuanya Gus Maksum memelihara beberapa jenis binatang seperti berbagai jenis ular dan unggas, buaya, kera, orangutan dan sejenisnya.

Dikalangan masyarakat umum, Gus Maksum dikenal sakti mandaraguna. Rambutnya tak mempan dipotong (konon hanya ibundanya yang bisa mencukur rambut Gus Maksum), mulutnya bisa menyemburkan api, punya kekuatan tenaga dalam luar biasa dan mampu mengangkat beban seberat apapun, mampu menaklukkan jin, kebal senjata tajam, tak mempan disantet, dan seterusnya. Di setiap medan laga (dalam dunia persilatan juga dikenal istilah sabung) tak ada yang mungkin berani berhadapan dengan Gus Maksum, dan kehadirannya membuat para pendekar aliran hitam gelagapan. Kharisma Gus Maksum cukup untuk membangkitkan semangat pengembangan ilmu kanuragan di pesantren melalui Pagar Nusa.

Sebagai jenderal utama “pagar NU dan pagar bangsa” Gus Maksum selalu sejalur dengan garis politik Nahdlatul Ulama, namun dia tak pernah terlibat politik praktis, tak kenal dualisme atau dwifungsi. Saat kondisi politik memaksa warga NU berkonfrontasi dengan PKI Gus Maksum menjadi komandan penumpasan PKI beserta antek-anteknya di wilayah Jawa Timur, terutama karesidenan Kediri. Ketika NU bergabung ke dalam PPP maupun ketika PBNU mendeklarasikan PKB, Gus Maksum selalu menjadi jurkam nasional yang menggetarkan podium. Namun dirinya tidak pernah mau menduduki jabatan legislatif ataupun eksekutif. Pendekar ya pendekar! Gus Maksum wafat di Kanigoro pada 21 Januari 2003 lalu dan dimakamkan di pemakaman keluarga Pesantren Lirboyo dengan meninggalkan semangat dan keberanian

ALLAHU AKBAR.!!!


Razia Tas Sekolah, Para Guru Meneteskan Air Mata Melihat Isi Tas Siswa ini.


Alkisah disebuah sekolah menengah Putri di kota Shan’a’  ibu kota Yaman terdapat aturan yang mendadak dilakukan yaitu pemeriksaan - tas bagi seluruh siswi di dalam kelas.
Menurut keterangan salah seorang staff tujuan razia ini untuk memastikan para siswanya tidak membawa barang terlarang dan yang tidak ada hubungannya dengan kegiatan belajar-mengajar.

Para guru pun mulai memasuki kelas untuk melakukan pemeriksaan, dan menyuruh masing masing siswa duduk ditempatnya memastikan semua tas berada diatas meja dan sudah dalam keadaan terbuka,
Hingga sebuah kisah mengharukan terjadi dari seorang siswa yang dikisahkan melalui tulisan ini,

Di salah satu sudut kelas, duduk seorang siswa yang selama ini dikenal pendiam juga pemalu pun berakhlak sopan dan santun. Ia tidak suka berbaur dengan siswi-siswi lainnya, ia suka menyendiri, padahal ia terkenal cukup pintar dan menonjol dalam hal akademis..

Setelah menyisir bagian depan, tibalah tim guru yang merazia di bangku siswi pemalu ini, raut muka cemas sudah nampak dari wajah sang siswi, tim guru pun semakin mendekat dan ingin segera memastikan isi tas siswi yang sopan ini tidak ada barang yang melanggar,

Tapi mereka cukup kaget ketika sang siswi terus memegang erat tas yang ada didepannya, membuat tim pemerika semakin penasaran ada apa yang ia sembunyikan didalam tas miliknya,,

“Buka tasmu wahai putriku..”
Ujar salah seorang guru kepada sang siswi dengan lembuh
Siswi tersebut memandangi pemeriksa dengan pandangan sedih, ia pun kini telah meletakkan tasnya dalam pelukan..
“Berikan tasmu..”
Ia menoleh dan menjerit, “Tidak…tidak…tidak..”
Perdebatan pun terjadi..
“Berikan tasmu..” …
“Tidak..”
“Berikan..”
“Tidak Ibu Guru Aku Mohon..”

Apakah sebenarnya yang membuat siswi tersebut menolak untuk dilakukan pemeriksaan pada tasnya?!

Apa sebenarnya yang ada dalam tas miliknya dan takut dipergoki oleh tim pemeriksa?!

Tarik menarik pun terjadi dan tangan mereka saling berebut tas.
Sementara tas tersebut masih di pegang erat dan para guru belum berhasil merampas tas dari tangan siswi tersebut karena ia memeluknya dengan erat!

Spontan saja siswi itu menangis sejadi-jadinya. Siswi-siswi lain terkejut.
Mereka memandangi ada apakah didalam tas tersebut.
Para guru yang mengenalnya sebagai seorang siswi yang pintar dan penurut terkejut melihat kejadian tersebut..

Seluruh kelaspun Kemudian Hening tanpa bersuara..

Ya Allah, apa sebenarnya yang terjadi dan apa gerangan yang ada di dalam tas siswi tersebut. Apakah mungkin siswi tersebut…??

Setelah berdiskusi ringan, tim pemeriksa sepakat untuk membawa siswi tersebut ke ruang guru agar tidak menggangu aktifitas belajar di ruang kelas.

Mereka pun membawa siswi tersebut dengan penjagaan yang ketat dari tim dan para guru, sementara air mata sang siswi pendiam mengucur deras, masih menjadi misteri apakah yang sebenarnya ia tangisi hanya karena pemeriksaan tas.

Tidak sedikit siswi lain yang ikut mengawal perjalanan tim pemeriksa dan siswi menuju ruang kepala sekolah, mereka memandangi dengan penuh keheranan karena selama ini siswi tersebut terkenal sangat penurut dan sopan.

Kepala sekolah berusaha menenangkan siswi yang masih menggemgam erat tasnya tersebut.
Lantas bertanya padanya, “Apa yang engkau sembunyikan wahai putriku..?”

Dengan Tetap menggenggam erat tasnya, dia Berujar :
Di dalam tas tersebut tidak ada benda-benda terlarang atau haram, atau telepon genggam atau foto-foto, demi Allah, itu semua tidak ada!

Dengan bibir masih sedikit bergetar karena menangis dengan menjadi, akhirnya lidahnya mulai berucap,,melontarkan apa yang sebenarnya dari tadi ia sembunyikan di tas-nya.

Tidak ada dalam tas itu melainkan sisa-sisa roti..
Yah, itulah yang ada dalam tas tersebut.

Sambil terus menenangkan dirinya sendiri dia menjelaskan kepada para guru yang berdiri mengelilinginya,,berkata dengan nafas yang masih tersenggal-senggal,


“Sisa-sisa roti ini adalah sisa-sisa dari para siswi yang mereka buang di tanah, lalu aku kumpulkan untuk kemudian aku makan dengan sebagiannya dan membawa sisanya kepada keluargaku. Ibu dan saudari-saudariku di rumah tidak memiliki sesuatu untuk mereka santap di siang dan malam hari bila aku tidak membawakan untuk mereka sisa-sisa roti ini.."
"Kami adalah keluarga fakir yang tidak memiliki apa-apa. Kami tidak punya kerabat dan tidak ada yang peduli pada kami..," ujar siswi tersebut sambil menunduk malu.
"Inilah yang membuat aku menolak untuk membuka tas, agar aku tidak dipermalukan di hadapan teman-temanku di kelas, yang mana mereka akan terus mencelaku di sekolah, sehingga kemungkinan hal tersebut menyebabkan aku tidak dapat lagi meneruskan pendidikanku karena rasa malu. Maka saya mohon maaf sekali kepada Anda semua atas perilaku saya yang tidak sopan..”
Saat itu juga semua yang hadir di ruangan tersebut tak kuasa menahan air mata, bahkan beberapa guru menangis sambil memeluk siswi tersebut.
Maka tirai pun ditutup karena ada kejadian yang menyedihkan tersebut, dan kita berharap untuk tidak menyaksikannya.
Karenanya wahai saudara dan saudariku, ini adalah satu dari tragedi yang kemungkinan ada di sekitar kita, baik itu di lingkungan dan desa kita sementara kita tidak mengetahuinya atau bahkan kita terkadang berpura-pura tidak mengenal mereka.
Wajib bagi seluruh sekolah dan pesantren untuk mendata kondisi ekonomi para santri-santrinya agar orang yang ingin membantu keluarga fakir miskin dapat mengenalinya dengan baik.

Kita memohon kepada Allah agar tidak menghinakan orang yang mulia dan memohon pada-Nya agar Dia selalu menjaga kaum Muslimin di setiap tempat.
https://www.facebook.com/Sabilull-Huda-804037203047246/

Tuesday, February 9, 2016

QUNUT SUBUH BERDASARKAN KITAB AL-ADZKAR (MADZHAB SYAFI'I) bag. 2


Doa qunut ada tiga macam. Pertama, doa Qunut Nazilah, yaitu doa yang dibacakan setelah ruku’ (i’tidal) pada rakaat terakhir shalat. Hukumnya sunnah hai’ah (kalau lupa tertingal tidak disunatkan bersujud sahwi). Qunut Nazilah dilaksanakan karena ada peristiwa (mushibah) yang menimpa, seperti bencana alam, flu burung dan lainnya.

Qunut Nazilah ini mencontoh Rasulullah SAW Yang memanjatkan doa Qunut Nazilah selama satu bulan atas mushibah terbunuhnya qurra’ (para sahabat Nabi SAW yang hafal al Qur’an) di sumur Ma’unah. Juga diriwayatkan dari Abi Hurairah ra. bahwa “Rasulullah SAW kalau hendak mendoakan untuk kebaikan seseorang atau doa atas kejahatan seseorang, maka beliau doa qunut setelah ruku’ (HR. Bukhori dan Ahmad).

Kedua, qunut shalat witir. Menurut pengikut Imam Abu Hanifah (hanafiyah) qunut witir dilakukan dirakaat yang ketiga sebelum ruku’ pada setiap shalat sunnah. Menurut pengikut Imam Ahmad bin Hambal (hanabilah) qunut witir dilakukan setelah ruku’. Menurut Pengikut Imam Syafi’i (syafi’iyyah) qunut witir dilakukan pada akhir shalat witir setelah ruku’ pada separuh kedua bulan Ramadlan. Akan tetapi menurut pengikut Imam Malik qunut witir tidak disunnahkan.

Ketiga, doa qunut pada raka’at kedua shalat Shubuh. Menurut pengikut Imam Abu Hanifah dan Imam Ahmad doa qunut shalat Shubuh hukumnya tidak disunnahkan karena hadits Nabi SAW bahwa ia pernah melakukan doa qunut pada saat shalat Fajar selama sebulan telah dihapus (mansukh) dengan ijma’ sebagaiman diriwayatkan oleh Ibnu Mas’ud:

رَوَى ابنُ مَسْعُوْدٍ: أَنَّهُ عَلَيْهِ السَّلاَمُ قَنَتَ فِيْ صَلاَةِ الفَجْرِ شَهْراً ثُمَّ تَرَكَهُ

“Diriwayatkan oleh Ibn Mas’ud: Bahwa Nabi SAW telah melakukan doa qunut selama satu bulan untuk mendoakan atas orang-orang Arab yang masih hidup, kemudian Nabi SAW meninggalkannya.” (HR. Muslim)

Menurut pengikut Imam Malik (Malikiyyah) doa qunut shalat Shubuh hukumnya sunnah tetapi disyaratkan pelan saja (sirr). Begitu juga menurut Syafi’iyyah hukumnya sunnah ab’adl (kalau lupa tertinggal disunatkan sujud sahwi) dilakukan pada raka’at yang kedua shalat Shubuh. Sebab Rasulullah SAW ketika mengangkat kepala dari ruku’ (i’tidal) pada rakaat kedua shalat Shubuh beliau membaca qunut. Dan demikian itu “Rasulullah SAW lakukan sampai meninggal dunia (wafat)”. (HR. Ahmad dan Abd Raziq) Imam Nawawi menerangkan dalam kitab Majmu’nya:

مَذْهَبُنَا أَنَّهُ يُسْتَحَبُّ القَُنُوْتُ فِيْهَا سَوَاءٌ نَزَلَتْ نَازِلَةٌ أَمْ لَمْ تَنْزِلْ وَبِهَذَا قَالَ أَكْثَرُ السَّلَفِ
Read More

QUNUT SUBUH BERDASARKAN KITAB AL-ADZKAR (MADZHAB SYAFI'I) bag. 1


QUNUT SUBUH BERDASARKAN KITAB AL-ADZKAR (MADZHAB SYAFI'I)
اعلم أن القنوتَ في صلاة الصبح سنّة للحديث الصحيح فيه: عن أنس رضي اللّه عنه : أن رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلم لم يزل يقنت في الصبح حتى فارق الدنيا . رواه الحاكم أبو عبد اللّه في كتاب الأربعين، وقال: حديث صحيح.
I’lam (ketahuilah) bahwa Qunut shubuh adalah sunnah berdasarkan hadits yang shahih dari Anas –radliyallahu ‘anh-, bahwa “Rasulullah shallallahu ‘alayhi wa sallam tidak pernah meninggalkan qunut shubuh sampai beliau berpisah dari dunia (wafat)”, hadits riwayat Imam al-Hakim Abu Abdullah didalam kitab al-‘Arbain”, Ia berkata : Hadits ini shahih.
واعلم أن القنوت مشروع عندنا في الصبح وهو سنّة متأكدة، لو تركه لم تبطل صلاته لكن يسجد للسهو سواء تركه عمداً أو سهواً. وأما غير الصبح من الصلوات الخمس فهل يقنت فيها؟ فيه ثلاثة أقوال للشافعي رحمه اللّه تعالى: الأصحُّ المشهورُ منها أنه إن نزل بالمسلمين نازلة قنتوا، وإلا فلا. والثاني: يقنتون مطلقاً. والثالث: لا يقنتو مطلقاً، واللّه أعلم.
wa ’lam (dan ketahuilah), Qunut shubuh adlah masyru’ (disyariatkan) dalam pandangan kami (Syafi’iyah), hukumnya adalah sunnah muakkad, apabila meninggalkannya tidak membatalkan shalat tetapi sunnah melakukan sujud syahwi baik karena disengaja ataupun karena lupa. Adapun selain shalat shubuh dari shalat-shalat Maktubah, apakah ada qunut didalamnya ? Dlam hal ini terdapat 3 qaul dalam madzhab Imam Syafi’I –rahimahullah ta’alaa- ; Pertama, pendapat yang ashah yang masyhur adalah apabila kaum Muslimin di timpa bencana maka qunut nazilah, jika tidak maka tidak ada qunut pada shalat maktubah selain shalat shubuh. Kedua, berqunut secara mutlak pada shalat maktubah walaupun selain shalat shubuh. Ketiga, tidak ada qunut secara mutlak pada shalat maktubah selain shubuh. Wallahu A’lam.
ويستحبُّ القنوت عندنا في النصف الأخير من شهر رمضان في الركعة الأخيرة من الوتر، ولنا وجه أن يقنت فيها في جميع شهر رمضان، ووجه ثالث في جميع السنة وهو مذهبُ أبي حنيفة، والمعروف من مذهبنا هو الأوّل، واللّه أعلم
Disunnahkan berqunut dalam pandangan kami (Syafi’iyyah) pada separuh akhir bulan Ramadhan pada raka’at terakhir dari shalat witir, ada juga pendapat yang berqunut pada seluruh bulan Ramadhan, dan juga pendapat, berqunut pada seluruh shalat sunnah dan ini adalah pendapat Imam Abu Hanifah. Dan yang bagus (ma’ruf) dari madzhab kami (Syafi’iyyah) adalah yang pertama. Wallahu A’lam.
اعلم أن محل القنوت عندنا في الصبح بعد الرفع من الركوع في الركعة الثانية. وقال مالك رحمه اللّه: يقنت قبل الركوع. قال أصحابنا: فلو قنت شافعي قبل الركوع لم يُحسبْ له على الأصحّ، ولنا وجه أن يحسب، وعلى الأصحّ يعيده بعد الركوع ويسجد للسهو، وقيل لا يسجد،
Ketahuilah, bahwat posisi melakukan qunut shubuh menurut kami adalah setelah berdiri dari ruku’ pada raka’at kedua. Imam Malik –rahimahullah- berkata : “(posisi) berqunut adalah sebelum ruku”. Anshab kami (ulama-ulama syafi’iiyah kami) : walaupun Syafi’i berqunut sebelum ruku’ namun itu tidak di hitung menurut pendapat yang ashah, dan bagi kami berpendapat agar hal itu di hitung sebagai qunut, dan menurut pendapat yang ashah mengulangi qunutnya setelah ruku’ dan melakukan sujud syahwi. Dan dikatakan (qil) : tidak perlu sujud syahwi.”
وأما لفظه فالاختيار أن يقول فيه: ما رويناه في الحديث الصحيح في سنن أبي داود والترمذي والنسائي وابن ماجه والبيهقي وغيرها بالإِسناد الصحيح، عن الحسن بن عليّ رضي اللّه عنهما قال: علّمني رسولُ اللّه صلى اللّه عليه وسلم كلماتٍ أقولُهُنَّ في الوتر: "اللَّهُمَّ اهْدِني فِيمَنْ هَدَيْتَ، وعَافِني فِيمَنْ عَافَيْتَ، وَتَوَلّني فِيمَن تَوَلَّيْتَ، وبَارِكْ لِي فِيما أَعْطَيْتَ، وَقِني شَرَّ ما قَضَيْتَ، فإنَّكَ تَقْضِي وَلا يُقْضَى عَلَيْكَ، وَإِنَّهُ لا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ، تَبَارَكْتَ رَبَّنا وَتَعالَيْتَ". قال الترمذي: هذا حديث حسن، قال: ولا نعرف عن النبيّ صلى اللّه عليه وسلم في القنوت شيئاً أحسن من هذا. وفي رواية ذكرها البيهقي أن محمد بن الحنفية، وهو ابن علي بن أبي طالب رضي اللّه عنه قال: إن هذا الدعاء هو الدعاء الذي كان أبي يدعو به في صلاة الفجر في قنوته. ويستحبُّ أن يقولَ عقيب هذا الدعاء: اللَّهُمَّ صَلّ على مُحَمَّدٍ وعلى آلِ مُحَمَّدٍ وَسَلِّم، فقد جاء في رواية النسائي في ه


QUNUT SUBUH BERDASARKAN KITAB AL-ADZKAR (MADZHAB SYAFI'I) bag. 2

SIAPAKAH ULAMA SALAF DAN PENGIKUT SALAF ASLI.?



Kenapa para Imam Mazhab seperti Imam Malik tidak memakai hadits Sahih Bukhari dan Sahih Muslim yang katanya merupakan 2 kitab hadits tersahih? Untuk tahu jawabannya, kita harus paham sejarah. Paham biografi tokoh2 tsb.

Imam Malik lahir tahun 93 Hijriyah. Sementara Imam Bukhari lahir tahun 196 H dan Imam Muslim lahir tahun 204 H. Artinya Imam Malik sudah ada 103 tahun sebelum Imam Bukhari lahir. Paham?

Apakah hadits para Imam Mazhab lebih lemah dari Sahih Bukhari dan Sahih Muslim?

Justru sebaliknya. Lebih kuat karena mereka lebih awal lahir daripada Imam Hadits tsb.

Rasulullah SAW bersabda, خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِيْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ “Sebaik-baik manusia adalah pada kurunku (Sahabat), kemudian yang sesudahnya (Tabi’in), kemudian yang sesudahnya (Tabi’ut Tabi’in).”[HR. Al-Bukhari no. 2652 dan Muslim no. 2533 ]

Siapakah pengikut ulama SALAF sebenarnya? 1) Imam Hanafi lahir:80 hijrah 2) Imam Maliki lahir: 93 hijrah 3) Imam Syafie lahir:150 hijrah 4) Imam Hanbali lahir:164 hijrah

Jadi kalau ada manusia akhir zaman yang berlagak jadi ahli hadits dgn menghakimi pendapat Imam Mazhab dgn Sahih Bukhari dan Sahih Muslim, ya keblinger. Hasil “ijtihad” mereka pun berbeda-beda satu sama lain…

JASAD Sahabat Nabi muhammad SAW di kubur 1400 tahun masih utuh






Pada Oktober 2013 lalu, Madinah terendam banjir termasuk ke makam 70 orang keluarga Perang Uhud. Setelah banjir surut, jasad para sahabat Nabi Muhammad pun ikut  keluar dari dalam kubur dan masih terlihat utuh meskipun sudah dikubur selama 1400 tahun yang lalu.

Kemudian jenazah-jenazah tersebut dimakamkan kembali seperti semula dan tidak diberi nama. Hanya jenazah Hamzah ra  yang diberi nama sebab diketahui dari luka didadanya dan Abdullah bin Jaz ra karena diketahui dari telinga dan hidungnya yang terpotong akibat diikat benang.

Jika kamu berziarah ke Gunung Uhud, maka kamu hanya akan menemukan makam kedua sahabat Nabi tersebut. Karena hanya mereka yang dikenali.

Berikut ini ada isi uraian pembicaraan Dr Thariq As-Suwaidan tentang peristiwa tersebut.


“Syaikh Mahmud Ash-Shawaf mengatakan bahwa dirinya adalah salah satu yang diundang dari kalangan ulama besar untuk pemakaman semula para sahabat yang gugur syahid di perang Uhud di kompleks makam syuhada Uhud yaitu sebuah kawasan pemakaman yang terkenal.


Menurut Syaikh Mahmud Ash-Shawaf ini merupakan bukti nyata atas berita gembira tentang para syuhada. Setelah 1400 tahun jenasah para sahabat tetap utuh.

Syaikh Mahmud Ash-Shawaf mengatakan bahwa, beberapa para ulama memang diundang dalam acara penguburan kembali jenazah para sahabat yang gugur di perang Uhud 1400 tahun yang lalu.

Jenazah sahabat Nabi Muhammad SAW dijumpai masih berdarah meskipun berusia 1400 tahun

”Di antara orang yang aku kuburkan adalah Hamzah RA, badannya besar, kedua telinga dan hidungnya terpotong, perutnya terbelah, dia meletakkan tangannya di atas perutnya. Ketika kami menggerakkannya dan mengangkat tangannya, darahnya mengalir. Aku menguburkannya bersama sahabat-sahabat lainnya yang gugur syahid di Uhud.” Dr Thariq As-suwaidan berkata, ”Ini adalah perkara yang terbukti secara mutawatir dan dengan mata kepala. Semoga Allah SWT menyampaikan kita semua ke derajat para syuhada.

Syaikh Mahmud juga mengatakan tentang aroma harum misk yang berasa dari tubuh jasad Hamzah RA ketika darahnya mengalir. “Subhanallah, setelah 1400 tahun lebih, betapa agungnya Engkau ya Allah. Alangkah besarnya kekuasaan-Mu, Maha suci Engkau”

Betapa mulianya Allah telah memperlihatkan kebesarannya dengan menjaga jasad para sahabat yang terpendam di perut bumi yang tak seorangpun melihatnya, lalu bagaimana kah dengan keluasan surga yang meliputi luasnya langit dan bumi.

Jabir bin Abdillah bercerita, ”Menjelang perang Uhud, ayahku memanggilku pada malam hari. Ia berkata: ’Aku merasa akan menjadi orang yang paling pertama gugur di antara para sahabat Nabi Saw.

Sungguh aku tidak meninggalkan sesuatupun yang lebih kusayangi selain engkau, disamping Nabi Muhammad Saw. Sesungguhnya aku memiliki hutang, maka lunasilah. Dan bersikap baiklah kepada saudara-saudara perempuanmu.’ Keesokan harinya, ia pun menjadi orang yang pertama gugur.

Ia dimakamkan bersama orang yang lain dalam satu lubang kubur. Tetapi hatiku merasa kurang nyaman membiarkan ayahku satu lubang kubur bersama orang lain. Enam bulan kemudian, aku membongkar makamnya dan mengeluarkannya, jasadnya masih tetap utuh sama seperti pertama kali aku menguburkannya.” (Hadits Riwayat Bukhari, Fathul Bari, 3/214 ).

Dari hadist diatas membuktikan bahwa jasad ayah Jabir ra tetap utuh meskipun sudah terkubur selama enam bulan. Enam bulan bukan waktu yang sebentar untuk menghancurnya mayat manusia.

Dengan kekuasaan Allah pun jasad ayah Jabir ra tetap utuh hingga ribuan tahun.
https://www.facebook.com/Sabilull-Huda-804037203047246/

Monday, February 1, 2016

Biografi Imam Syafi'i dan Cara Ijtihadnya

CARA IJTIHAD IMAM SYAFI'I
Oleh : Agung Kurniawan


BAB I
PENDAHULUAN

Berdasarkan pada uraian-uraian materi makalah sebelumnya yang telah kita pelejari, telah kita ketahui tentang sumber-sumber hukum islam  baik dari al Qur’an, as Sunah maupun sumber-sumber lainya seperti ijma’, Qiyas, ijtihad, dan lain-lainya.Namun pada zaman dewasa ini ijtihad sangat diperlukan mengingat problem-problem yang semakin komplek dimasa dewasa ini yang berkaitan dengan hukum-hukum islam yang bersifat amaliah , sedangkan al Qur’an sebagai pedoman utama ajaran islam  tidak semuanya dijelaskan dalam al Qur’an secara eksplisit, melainkan harus digali secara mendalam untuk mendapatkan  hukum-hukum yang terperinci, oleh karena itu dibutuhkanlah ijtihad.

            Dalam ilmu ushul fiqh dikenal para ulama-ulama yang berjtihad  dalam merumuskan hukum -hukum fiqh diantaranya adalah Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Syafi’I, Imam Ahmad bin Hanbal.Kita juga perlu untuk mngetahui apa ijtihad yang telah dilakukan mereka itu? dan landasan dasar yang mereka gunakan ,  sehingga kita mengetahui hukum -hukum itu didambil. Pada kesempatan ini saya akan menjelaskan ijtihad yang dilakukan oleh Imam Syafi’I .Beliau adalah seorang pendiri Mazhab Syafi’iyah yang sangat berjasa dalam islam beliaulah orang yang pertama kali menyusun kaidah-kaidah hukum fiqh secara global dan mensistematikannya. Untuk itu mari kita telaah dan pelajari ijtihad yang dilakukan nya.



BAB II
PEMBAHASAN