Tuesday, March 15, 2016


Inilah Manajemen Masjid Indonesia yang Patut Ditiru




Nama Masjid ini tidak terdengar Islami, tapi pengurus Masjid mengklaim justru menamakan Masjid dengan nama daerah lebih sesuai dengan Sunnah Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam.
Masjid Jogokariyan namanya. Arsitekturnya sederhana, tidak se ‘wah’ Masjid megah nan berlapis emas dengan arsitektur memukau. Pun tak sebesar Masjid lain di perkotaan yang dihiasi ornamen-ornamen memikat. Masjid Jogokariyan memang hanya Masjid kampung yang sederhana dengan dua lantai.

Akan tetapi, soal manajemen dan kemakmuran rumah ibadah umat Islam, Masjid yang berlokasi di jalan Jogokariyan no. 36 Yogyakarta ini boleh dijadikan sebagai tempat studi banding. Bayangkan, jamaah Shubuh di Masjid ini separuh dari Jamaah Jum’at! Ramai sekali. Di saat banyak Masjid yang sangat bergantung pada sumbangan warga di sekitarnya, Masjid Jogokariyan malah tidak bergantung pada infaq dan shadaqah masyarakat. Bahkan, dengan manajemen yang profesional, keberadaan Masjid Jogokariyan justru membantu kehidupan ekonomi warga sekitar. Masjid Jogokariyan mampu menjadikan ekonomi berbasis Masjid sebagai penggerak ekonomi masyarakat.

Prinsipnya, “Jika pasar mengalahkan Masjid, maka Masjid akan mati. Jika Masjid mengalahkan pasar, maka pasar akan hidup.” Manajemen keuangan Masjid yang berjarak sekitar 30 menit dari kampus Universitas Gajah Mada menuju Parangtritis ini memang cukup unik. Saat tak sedikit pengurus Masjid yang mengumumkan saldo infak bernilai jutaan rupiah, Masjid Jogokariyan justru selalu berupaya agar pada tiap pengumuman, saldo infak hanya setara nol rupiah. Alasannya sederhana, saldo yang sangat besar akan menyakiti saat ada sebagian warga yang sakit namun tak bisa ke rumah sakit karena tak punya biaya, atau ada warga miskin yang tidak bisa bersekolah, dan sebagainya.

Gerakan Jamaah Mandiri

Awalnya, di tahun 2005 Masjid Jogokariyan mulai menginisiasi Gerakan Jama’ah Mandiri. Jumlah biaya operasional Masjid dihitung untuk satu tahun, kemudian dibagi 52 minggu. Angka ini kemudian dibagi lagi dengan kapasitas Masjid, maka didapatilah biaya per-tempat shalat. Angka terakhir ini kemudian disampaikan kepada para jamaah. Ternyata, kebutuhan operasional Masjid akan tertutupi jika setiap jama’ah mengeluarkan infak senilai Rp 1.500,- setiap Jumat.

DKM mengumumkan jika jamaah bersedekah RP 1.500,- itu artinya ibadah mereka tidak disubsidi oleh DKM. Tapi jika kurang dari Rp 1.500,- itu sama artinya ibadah jamaah disubsidi oleh Masjid. Gerakan Jama’ah Mandiri ini berhasil menaikkan penerimaan infak Masjid hingga 400 persen. Pelaporan akuntabilitas keuangan Masjid yang transparan menjadikan jamaah tak sungkan berinfak lebih dari Rp 1500,-.

Penerimaan dana itu tidak lantas digunakan untuk pembangunan Masjid, melainkan disalurkan melalui pengelolaan bisnis. Keuntungan bisnis tersebutlah yang pada akhirnya memberikan penghasilan bagi kemakmuran Masjid dan masyarakat sekitar. Dari bisnis itulah kemudian dibuat berbagai program kemasyarakatan untuk masyarakat sekitar Jogokariyan. Misalnya program umroh untuk empat jama’ah yang paling rajin Shalat berjama’ah di Masjid tersebut.

Baca juga: Wisata Masjid di Surabaya


Satu hal yang cukup menarik, pengurus Masjid membagikan surat undangan, dengan bentuk yang benar-benar persis seperti surat undangan pernikahan, berisi ajakan untuk mendirikan shalat Shubuh di Masjid kepada setiap masyarakat di Jogokariyan. Undangan Shubuh ini dilanjutkan dengan program-program lain seperti kuliah Shubuh, hingga program sarapan gratis bagi jamaah yang Shalat Subuh dan langsung melanjutkan aktivitas di Masjid hingga tiba jam berangkat ke kantor. Sedangkan bagi anak-anak, DKM menyediakan uang jajan bagi anak-anak yang Shalat Subuh berjamaah dan melanjutkan aktivitas di Masjid sampai jam berangkat sekolah tiba.

Program ini disambut antusias oleh masyarakat Jogokariyan, sehingga jumlah jama’ah Shubuh di Masjid ini sangat ramai, mencapai setengah dari Jamaah Shalat Jumat.

Pemetaan Jamaah

Saat melakukan pelayanan dakwah kepada masyarakat

No comments:

Post a Comment